Sunday, July 31, 2011

Nifas

A.  Pengertian
Nifas atau masa nifas adalah suatu masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Saifuddin, AB, 2001).
Nifas atau puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal dan dijumpai dua kejadian penting dalam puerperium, yaitu involusi uterus dan proses laktasi. (Ida Bagus Gede Manuaba, 1999).


B.    Etiologi
        Lahirnya hasil konsepsi.

C.    Fisiologi
                        Segera setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kira-kira sepusat. Korpus uteri sebagian besar merupakan miometrium yang dibungkus serosa dan dilapisi desidua. Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal masing-masing 4-5 cm, karena adanya kontraksi rahim pembuluh darah tertekan sehingga terjadi iskemik. Selama 2 hari berikut uterus masih tetap pada ukuran yang sama dan 2 minggu kemudian telah turun ke rongga panggul dan tidak dapat diraba di atas simfisis dan mencapai ukuran normal dalam waktu 6 minggu.
                        Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena involusi 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, pada akhir minggu kedua turun menjadi 300 gram dan segera sesudahnya menjadi 100 gram. Setelah  6 minggu berat uterus kembali normal mencapai 30-60 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya ukuran selnya yang berubah.
                        Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal di uterus berdiferensiasi menjadi dua lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik, terkelupas keluar bersama lochea dan lapisan basalis tetap utuh menjadi sumber pembentukan endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat kecuali tempat palsenta. Seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ke-3.
                        Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira berukuran sebesar telapak tangan. Pada akhir minggu kedua ukuran diameternya 2-4 cm. Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau sekurangnya mendekati sebelum hamil.
                        Serviks dan segmen bawah rahim menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur setelah kala III persalinan. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari setelah persalinan porsio masih tampak dimasuki dua jari, sewaktu mulut serviks sempit, serviks menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.
                        Miometrium segmen bawah rahim yang sangat tipis berkontraksi tapi tidak sekuat korpus uteri. Beberapa minggu kemudian segmen bawah menjadi isthmus uteri yang hampir tidak dapat dilihat.
                        Vagina dan pintu luar vagina akan membentuk lorong berdinding lunak yang ukurannya secara perlahan mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu ke-tiga , himen muncul sebagai potongan jaringan yang disebut curunculae mirtiformis.
                        Pada dinding kandung kencing terjadi oedema dan hyperemia, disamping itu kapasitasnya bertambah besar dan relatif tidak sensitive terhadap tekanan cairan intravesika.

D.    Tanda dan Gejala
                        Nifas ditandai dengan : (Saifuddin AB, buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002. Hal : 122).
1.        Adanya perubahan fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada masa nifas disini mencakup perubahan tinggi fundus uteri yang semula dapat diraba di atas simfisis hingga tak dapat diraba di bawah simfisis.

2.        Involusi uterus dan pengeluaran lochea
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil yang normalnya mencapai 30-60 gram dalam waktu 6 minggu. Selain itu, pada masa nifas juga ditandai dengan pengeluaran lochea. Ada beberapa macam lochea, diantaranya :
-       Lochea rubra   : Berwarna merah, terdiri dari lendiran darah (lanugo,verniks kaseosa, mekonium,sel-sel desidua), terdapat pada hari ke-satu dan kedua.
-       Lochea sanguinolenta : Berwarna coklat, terdiri dari cairan bercampur darah, terjadi pada hari ke-tiga sampai hari ke-tujuh.
-       Lochea serosa  : Berwarna kuning-kekuningan yang terjadi pada hari ke-tujuh sampai hari ke-14.
-       Lochea alba     : Warna putih, terjadi setelah hari ke-14.

3.        Laktasi atau pengeluaran ASI
Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama baiknya. Pada saat hamil payudara membesar karena pengaruh berbagai hormon, antara lain estrogen, progesterone, dan prolaktin. Hormon lain yang berfungsi memperlancar pembentukan ASI (sintesa protein) adalah insulin, kortikosteroid, tiroksin, dan lainnya.
Dalam proses laktasi ada 2 refleks yang sangat penting, yaitu prolaktin dan reflek aliran. Kedua reflek ini bersumber dari rangsangan putting susu akibat hisapan bayi. 

4.        Perubahan sistem tubuh lain
Pada masa nifas terjadi berbagai perubahan dalam sistem tubuh, diantaranya :
a.     Perubahan sistem kardiovaskuler
        Setelah kelahiran, kaliberpembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau sekurangnya mendekati keadaan pra kehamilan. Di dalam uterus nifas, sebagian besar pembuluh darah mengalami obeliterasi dengan perubahan hialin, dan pembuluh yang lebih kecil tumbuh di tempat mereka. Resepsi residu yang mengalami hialinisasi diselesaikan dengan proses yang serupa dengan yang ditemukan di ovarium setelah ovulasi dan pembentukan corpus luteum.
b.          Perubahan sistem hematology
Normalnya, selama beberapa hari pertama setelah kelahiran hemoglobin, hematokrit, dan penghitungan leokosit berfluktuasi sedang. Pada 1 minggu setelah kelahiran, volume darah telah kembali mendekati tingkat sebelum hamil. Setelah 2 minggu perubahan ini telah kembali normal.
c.           Perubahan sistem endokrin
Pada kelenjar hipofisis lobus posterior menghasilkan beberapa hormon, salah satunya prolaktin. Prolaktin penting bagi laktasi. Meskipun prolatin plasma turun setelah kelahiran hingga mencapai kadar yang jauh lebih rendah daripada selama kehamilan. Setiap tindakan isapan putting mencetuskan peninggian kadar prolaktin.
Pada beberapa ibu, kelenjar tiroid di leher agak membengkak selama kehamilan, dan tetap bertahan hingga beberapa minggu setelah persalinan.
d.          Perubahan sistem perkemihan
Kandung kencing masa nifas mempunyai kapasitas yang bertambah besar dan relatif tidak sensitive terhadap tekanan cairan intravesika. Karena itu, pengembangan yang berlebihan, khususnya karena analgesi, dan gangguan fungsi neural merupakan faktor-faktor penunjang.
e.           Perubahan sistem pencernaan
Pada saat nifas terjadi perubahan sistem pencernaan khususnya pada fungsi usus. Dimana seringkali gerakan usus menghilang tidak lebih dari konsekuensi biasanya. Hal ini dikerenakan tidak efisiennya pembersihan yang diberikan beberapa jam sebelum persalinan dan sedikitnya makanan yang masuk setelah melahirkan. Karena kelainan ini maka pada ibu nifas dapat terjadi konstipasi. Dengan ambulasi dini dan pemberian makanan dengan diet umum secara dini, konstipasi menjadi jauh berkurang pada masa nifas.



5.        Perubahan psikis.
Para ahli berpendapat bahwa banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan gejala-gejala psikiatrik, terutama gejala-gejala depresi dari yang ringan sampai yang berat, dan gejala-gejala neurosis traumatic. Pada teori kebidanan (Ramona T Mercer), seorang ibu nifas psikisnya akan mengalami sedikit goncangan seperti : selalu berusaha mencari dukungan sosial, mengalami kecemasan, depresi dan memiliki perasaan ingin menguasai.
Reva Rubin mengatakan pula bahwa seorang ibu nifas akan mengalami stress berat akibat perubahan tubuhnya setelah melahirkan. Keadaan ini secara langsung membuat ibu merasa sedih terlebih bagi mereka yang waktu mudanya membanggakan sekali postur tubuhnya. Sehingga, tipe ibu nifas seperti itu akan menggunakan berbagai cara untuk mengembalikan bentuk tubuhnya yang ramping, termasuk di dalamnya mengkonsumsi susu instan pelangsing, diet bahkan yang lebih parah menolak untuk menyusui yang sebenarnya hal-hal seperti itu merugikan kesehatan bayinya.

E.    Periode Nifas
1.      Immediate puerperium
Keadaan yang terjadi setelah persalinan (0-24 jam persalinan) pada periode ini bisa terjadi HPP primer karena atonia uteri, gangguan pembekuan darah dan robekan jalan lahir.
2.      Early puerperium
Keadaan yang terjadi pada minggu pertama puerperium (hari 1-7) bisa terjadi HPP sekunder karena plasenta yang tertinggal.
3.      Late puerperium
Keadaan 1 minggu pertama sampai 6 minggu. Bisa terjadi infeksi pada minggu ini.

Read More..

Laporan Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Pada Ny “M” Dengan Trauma Bayi

Trauma kelahiran kadang-kadang tidak dapat dihindari, terutama pada persalinan dengan penyulit. Melalui penanganan persalinan yang tepat dan benar, frekuensi kejadian ini dapat dikurangi.

MASALAH
Bayi mengalami salah satu keadaan berikut ini :
Gerakan abnormal atau posisi asimetris dari lengan atau tungkai
Bengkak pada daerah tulang yang terkena
Menagis apabila lengan, kaki atau bahu digerakkan
Tidak dapat menutup mata, atau mengerutkan dahi pada sisi yang terkena trauma, atau kesulitan menelan.

TEMUAN
Kaji ulang temuan dari anamnesis dan pemeriksaan, khususnya tentang riwayat kesulitan pada waktu melahirkan dan dapatkan informasi tambahan di bawah ini untuk menentukan kemungkinan diagnosis.
Bila gerakan lengan atau tungkai pelan-pelan untuk mengetahui apakah gerakan tersebut menimbulkan nyeri
Cari pembengkakan yang mungkin akibat fraktur.




Download
Laporan Praktik Klinik  Asuhan Kebidanan Pada Ny “M” Dengan Trauma Bayi
Read More..

Kenalilah Jika Persalinan Datang

Walaupun proses persalinan berbeda pada setiap wanita tapi tanda-tanda dari persalinan adalah sama. Dengan mengetahui tanda-tanda persalinan anda akan mengerti kapan saat yang tepat untuk pergi kerumah sakit dan apa saja yang dapat dilakukan bila tanda-tanda persalinan ini ada pada anda.

Tanda-tanda persalinan:
Lendir Bercampur Darah
Pengeluaran lendir bercampur darah. Terjadi karena sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan karena bercampur darah.

Apa yang harus dilakukan:
Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi tunggulah sampai anda mendapat kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum anda pergi kerumah sakit.
Anda harus menghubungi dokter anda bila terjadi pendarahan hebat.

Air Ketuban Pecah
Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehingga air ketuban keluar ( Normal air ketuban adalah cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau).

Apa yang harus dilakukan:
Hubungi dokter anda dan segera ke rumah sakit, walaupun anda belum merasakan kontraksi, karena ini menjadi resiko infeksi. Sementara diperjalanan gunakan pembalut wanita untuk dapat menyerap cairan ketuban anda.

Kontraksi Yang Teratur
Tidak seperti kontraksi Braxton hick, kontraksi timbul secara teratur, mula-mula kontraksi hanya sebentar kemudian bertambah lama dan bertambah kuat, dan kontraksi terjadi simetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran telur ke seluruh rahim, dan nyeri tidak hilang/kurang dengan istirahat atau elusan.

Apa yang harus dilakukan:
Ketika kontraksi nampak teratur, mulailah untuk menghitung waktunya.
Catatlah lamanya waktu antara satu kontraksi dengan kontraksi berikut, dan lamanya kontraksi berlangsung. Persalinan hanya terjadi bila kontraksi menjadi semakin dekat 40 detik antara kontraksi lainnya. Persalinan pertama kali akan berlangsung 12-14 jam sehingga lebih baik anda menunggu dirumah sambil beristirahat mengumpulkan energi untuk persalinan. Jadi jika kontraksi anda sudah setiap 5 menit sekali atau sangat sakit anda dapat pergi ke rumah sakit. Jangan lupa membawa tas yang sudah anda siapkan.
Read More..

Asuhan Kebidanan Tromboflebitis dan Luka Perineum

Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

Download
Asuhan Kebidanan Tromboflebitis dan Luka Perineum
Read More..

Saturday, July 30, 2011

Laporan Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Pada Ny “M” Dengan Persalinan Normal

Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 (SDKI 2007), Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 228 kematian/ 100.000 kelahiran hidup. Target yang ingin dicapai sesuai tujuan MDG ke-5, pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102 kematian/100.000 kelahiran hidup.
Namun dalam perjalanan program ini, angka kematian ibu dan anak justru mengalami peningkatan. Hal itu diakui Koordinator Gerakan 3A dan jajaran Dinas Kesehatan (Dikes) NTB.menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, hal itu perlu ditafsirkan secara hati-hati mengingat keterbatasan metode penghitungan yang digunakan. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.
Angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih sangat tinggi ini dikarenakan tiga terlambat yaitu: terlambat mengenali bahaya, terlambat untuk dirujuk dan terlambat mendapat pertolongan yang memadai, selain itu adanya penyebab tak langsung yaitu status gizi ibu yang memprihatinkan (30% ibu hamil kurang gizi kronik, 51% anemia ), corak reproduksi yang kurang baik (14% kehamilan kurang dari 20 tahun, 12,7% terlalu tua untuk hamil, 17% jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, 17% terlalu sering hamil) periksa hamil terlambat, pelayanan untuk ibu hamil dan bayi belum menjangkau 1,1 juta ibu dan bayinya. (2006).
Persalinan ditolong dukun sekitar 47,5%  (sekitar 2,3 juta). Hal-hal lain yang juga berpengaruh antara lain : pendidikaan ibu yang rendah (19% buta huruf, 72% SLTP kebawah), rendahnya kedudukan perempuan di dalam masyarakat dan budaya, kemiskinan dan hambatan jarak serta geografis ke tempat pelayanan rujukan. (Sarwono, 2006)
Selanjutnya kompetensi dan keterampilan dari bidan-bidan dalam memberikan asuhan yang tepat pada saat Persalinan juga turut andil dalam mengurangi angka kematian Ibu. Manajeman dan asuhan yang tepat dapat memberikan hasil yang maksimal bagi derajat kesehatan ibu dan bayi. Dengan demikian bagi para calon bidan perlu adanya persiapan dan latihan yang maksimal dalam memberikan asuhan pada persalinan.
Alasan – alasan tersebutlah yang medorong kami sehingga tertarik mengangkat judul kasus yaitu ”Asuhan Kebidanan pada Ny ”M” dengan Persalinan Normal di Puskesmas Narmada tanggal 19 Juli 2011”.


Download

Laporan Praktik Klinik  Asuhan Kebidanan Pada Ny “M” Dengan Persalinan Normal
Read More..

Asuhan Keperawatan Luka

Vulnus Laceratum (vulnus laceratum) sering disertai luka lecet (excoriasis), yakni luka atau rusaknya jaringan kulit luar, akibat benturan dengan benda keras, seperti aspal jalan, bebatuan atau benda kasar lainnya. Sementara luka tusuk (vulnus functum), yakni luka yang disebabkan benda tajam seperti pisau, paku dan sebagainya. Biasanya pada luka tusuk, darah tidak keluar (keluar sedikit) kecuali benda penusuknya dicabut. Luka tusuk sangat berbahaya bila mengenai organ vital seperti paru, jantung, ginjal maupu abdomen.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan mempengaruhi.
Penyembuhan luka yang normal memerlukan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks yang terjadi secara simultan pada jaringan epidermis, dermis dan subkutis, itu suatu yang mudah membedakan penyembuhan pada epidermis dengan penyembuhan pada dermis dan perlu diingat bahwa peristiwa itu terjadi pada saat yang bersamaan. Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak ini ialah penyembuhan luka yang dibagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling jaringan yang bertujuan untuk menggabungkan bagian luka dan mengembalikan fungsinya. Peran perawat tentunya sangat penting dalam memberikan perawatan luka robek agar proses penyembuhan luka dapat lebih cepat dan pulih.
Data yang diperoleh dari medikal record Rumah Sakit Myria menunjukkan bahwa jumlah penderita Vulnus Laceratum yang dirawat pada bulan Maret  sampai dengan Desember 2009 berjumlah 22 orang, sedangkan pada bulan Januari sampai Maret 2010 sebanyak 17 orang.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis mencoba untuk mengangkat kasus pada pasien Tn. “S” dengan gangguan system integumen; vulnus laceratum yang dirawat di IGD Rumah Sakit Myria  Palembang.

Download
Asuhan Keperawatan Luka
Read More..